NAMA KELOMPOK :
BAHAR HERU LAKSONO (1A113420)
HERDI SETIAWAN (1A113422)
KELAS : 5KA44
DOSEN : NITA SRI HANDAYANI, Spsi
MATA KULIAH : ILMU SOSIAL DASAR
TUGAS 4
A. ILMU PENGETAHUAN
Pengertian Ilmu
Pengetahuan
Ilmu pengetahuan atau
ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian
dengan membatasi lingkup pandangannya dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari
keterbatasannya.
Ilmu merujuk kepada
kefahaman manusia terhadap sesuatu perkara, yang mana ia merupakan kefahaman
yang sistematik dan diusahakan secara sadar. Pada umumnya, ilmu mempunyai
potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan manusia.
Sebutkan 4 Hal Sikap
yang Ilmiah
Sikap Ingin Tahu
Sikap Kritis
Sikap Terbuka
Sikap Objektif
B. TEKNOLOGI
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Secara umum, teknologi dapat
didefinisikan sebagai entitas, benda maupun tak benda yang diciptakan secara
terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu nilai.
Ciri-Ciri Fenomena
Teknik Pada Masyarakat
Fenomena teknik pada
masyarakat kini, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagian
berikut :
Rasionalistas, artinya
tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan
perhitungan rasional.
Artifisialitas, artinya
selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
Otomatisme, artinya
dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian
juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan
teknis.
Teknik berkembang pada
suatu kebudayaan.
Monisme, artinya semua
teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
Universalisme, artinya
teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai
kebudayaan.
otonomi artinya teknik
berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Ciri-Ciri Teknologi
Barat
Bersifat Intensif pada
semua kegiatan manusia.
Cenderung bergantung
pada sifat ketergantungan.
Selalu berpikir bahwa
barat adalah pusat dari segala teknologi.
C. KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan lazimnya
dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang
pokok. Dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,
tempat berteduh, dan lain-lain.
Ciri-Ciri Manusia yang
Hidup Dibawah Garis Kemiskinan
Berdasarkan ukuran ini
maka mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
Tidak memiliki
factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan. Dll.
Tidak memiliki
kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti
untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usaha.
Tingkat pendidikan
mereka rendah, tidak sampai taman SD.
Kebanyakan tinggal di
desa sebagai pekerja bebas
Banyak yang hidup di
kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
Fungsi Kemiskinan
Jika kita menganut
teori fungsionalis dan statistika (Davis), maka kemiskinan memiliki sejumlah
fungsi :
Fungsi ekonomi :
penyediaan dana untuk pekerjaan tertentu, menimbulkan dana sosial, membuka
lapangan kerja baru dan memanfaatkan barang bekas.
Fungsi sosial :
menimbulakan altruisme (kebaikan spontan) dan perasaan, sumber imajinasi
kesulitan hidup bagi si kaya, sebagai ukuran kemajuan bagi kelas lain dan
merangsang munculnya badan amal.
Fungsi kultural :
sumber inspirasi kebijaksanaan teknokrat dan sumber inspirasi sastrawan dan
memperkaya budaya saling mengayomi antara sesama manusia.
Fungsi politik :
sebagai kelompok gelisah atau masyarakat marginal untuk saling bersaing bagi
kelompok lain.
AGAMA DAN MASYARAKAT
A. Fungsi Agama
Fungsi Agama Dalam Masyarakat
Sumber pedoman hidup
Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya
ataupun manusia dengan manusia.
Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
Pedoman untuk menanamkan keyakian
Pedoman keberadaan.
Pengungkapan estetika (keindahan)
Pedoman untuk rekreasi dan hiburan.
Memberikan identitas pada manusia sebagai umat suatu
agama.
Dimensi Komitmen Agama
Dimensi komitmen agama menurut Roland Robertson:
Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/harapan bahwa
orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan berbakti,
yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
Dimensi pengerahuan, dikaitkan dengan perkiraan.
Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, semua
agama mempunyai perkiraan tertentu.
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius berbeda
dengan tingkah laku perseorangan.
B. Pembagian Agama
Tiga Tipe Kaitan Agama Dalam Masyarakat
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan
tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secra utuh (Elizabeth K.
Nottingham, 1954) :
Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan
terbelakang. Anggota masyrakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya
keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama.
Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya :
Agama memasukkan pengaruhnya yang sacral ke dalam
system nilai masyarakat secra mutlak.
Dalam keadaan lain selain keluarga relatif belum
berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian dan persatuan
dari masyarakat secara keseluruhan.
Masyarakat pra-industri yang sedang berkembang.
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada
perkembangan teknologi yang lebih tinggi darpada tipe pertama. Agama memberikan
arti dan ikatan kepada system nilai dalam tiap mayarakat ini, tetapi pada saat
yang sama lingkungan yang sacral dan yang sekular itu sedikit-banyaknya masih
dapat dibedakan.
Jelaskan Tentang Pelembagaan Agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga
untuk membimbing, membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama.
Pelembagaan Agama di Indonesia yang mengurusi agamanya, yaitu :
Islam : MUI
MUI atau Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat yang mewadahi ulama, zu’ama, dan cendikiawan Islam di
Indonesia untuk membimbing, membina dan mengayomi kaum muslimin di seluruh
Indonesia. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal, 7 Rajab 1395 Hijriah,
bertepatan dengan tanggal 26 juli 1975 di Jakarta, Indonesia.
Kristen : Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI)
PGI (dulu disebut Dewan Gereja-gereja di Indonesia –
DGI) didirikan pada 25 Mei 1950 di Jakarta sebagai perwujudan dari kerinduan
umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh
Kristus yang terpecah-pecah. Karena itu, PGI menyatakan bahwa tujuan
pembentukannya adalah “mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia.”
Katolik : Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI atau Kawali)
adalah organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia dan
bertujuan menggalang persatuan dan kerja sama dalam tugas pastoral memimpin
umat Katolik Indonesia. Masing-masing Uskup adalah otonom dan KWI tidak berada
di atas maupun membawahi para Uskup dan KWI tidak mempunyai cabang di daerah.
Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para Uskup di
Indonesia yang masih aktif, tidak termasuk yang sudah pensiun. KWI bekerja
melalui komisi-komisi yang diketuai oleh Uskup-Uskup. Pada 2006 anggota KWI
berjumlah 36 orang, sesuai dengan jumlah keuskupan di Indonesia (35 keuskupan)
ditambah seorang uskup dari Ambon (Ambon memiliki 2 uskup)
Hindu : PHDI
Parisada Hindu Dharma Indonesia ( PHDI ) ialah:
Majelis tertinggi umat Hindu Indonesia.
Budha : MBI
Majelis Buddhayana Indonesia adalah majelis umat
Buddha di Indonesia. Majelis ini didirikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita pada
hari Asadha 2499 BE tanggal 4 Juli 1955 di Semarang, tepatnya di Wihara Buddha
Gaya, Watugong, Ungaran, Jawa Tengah, dengan nama Persaudaraan Upasaka-Upasika
Indonesia (PUUI) dan diketuai oleh Maha Upasaka Madhyantika S. Mangunkawatja.
Konghucu : MATAKIN
Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat
MATAKIN) adalah sebuah organisasi yang mengatur perkembangan agama Khonghucu di
Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1955.
Keberadaan umat beragama Khonghucu beserta
lembaga-lembaga keagamaannya di Nusantara atau Indonesia ini sudah ada sejak
berabad-abad yang lalu, bersamaan dengan kedatangan perantau atau
pedagang-pedagang Tionghoa ke tanah air kita ini. Mengingat sejak zaman Sam Kok
yang berlangsung sekitar abad ke-3 Masehi, Agama Khonghucu telah menjadi salah
satu di antara Tiga Agama Besar di China waktu itu; lebih-lebih sejak zaman
dinasti Han, atau tepatnya tahun 136 sebelum Masehi telah dijadikan Agama Negara
.
C. Agama Konflik dan Masyarakat
> Contoh Kasus Konflik Agama Dalam Masyarakat
Konflik antara Yahudi-Islam yang masih hangat dalam
ingatan kita. Konflik ini berawal dari kepercayaan orang Yahudi akan tanah yang
dijanjikan Allah kepada mereka yang dipercayai terletak di daerah Israel,
termasuk Yerusalem, sekarang. Pasca perbudakan Mesir, ketika orang Yahudi
melakukan eksodus ke Mesir namun kemudian malah diperbudak sampai akhirnya
diselamatkan oleh Musa, orang Yahudi kemudian kembali ke tanah mereka yang
lama, yaitu Israel. Akan tetapi, pada saat itu orang Arab telah bermukim di
daerah itu. Didasarkan atas kepercayaan itu, kemudian orang Yahudi mulai
mengusir Orang Arab yang beragama Islam itu. Inilah sebenarnya yang menjadi
akar konflik Israel dan Palestina dalam rangka memperebutkan Jerusalem. Konflik
ini semakin panas ketika unsur politik mulai masuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar